Minggu, 22 Oktober 2017

Perjalanan Menuju Kehamilan

It's too late sebenernya nulis tentang gimana perjalanan kehamilanku, karena pada saat aku tulis tulisan ini babyku sudah 2 bulan 19 hari. Tapi demi bisa bernostalgia nanti dimasa yang akan datang, semua tetep harus aku tulis :D

Setelah tulisanku mengenai Program Kehamilan yang kejadiannya itu tahun 2015-2016, nah sempat berhenti program kehamilan karena salah satu alasannya adalah kelelahan bekerja dan kebetulan praktek dokternya cukup jauh dari tempat tinggal. Sambil terus berdoa, baca artikel kesehatan, lakuin saran orang tua dan teman-teman, makan ini makan itu, hindari makan ini makan itu, ya mungkin kalau mau dijelasin detail agak panjang ya. Yang pasti perjalanan itu buat aku ga sebentar, sampai akhirnya ada 1 titik dimana sisi spiritual jadi pemikiran utama ditengah-tengah ikhtiarku itu. Mamaku, yang kala itu ikut memantau perkembangan berbagai usaha yg udah dialakuin, tiba-tiba meminta aku untuk membersihkan diri, memantaskan diri. Mama bilang kurang lebih begini "Mungkin kamu harus membersihkan, melengkapi dan memantaskan diri dengan melakukan Aqiqah terhadap diri kamu" Yah ada beberapa nasehat spiritual yang Mama sarankan ke aku yang ga bisa aku jabarkan secara detail. Intinya aku berprasangka baik pada Allah, dia ingin aku yang lengkap kelak memiliki keturunan yang baik. Ku lakukan semua saran Mama, dengan penuh ikhlas dan penuh prasangka baik dan pada saat itu kami (aku dan suami) sedang tidak melakukan program medis dan fokus terhadap saran Mama. Bulan Agustus 2016, sudah kulengkapi semua saran Mama dengan penuh keikhlasan dan keyakinan.

November 2016
Senin, 28 November 2016 mungkin akan menjadi satu-satunya hari dimana keyakinanku terjawab oleh-NYA. Siang itu selepas makan siang di kantor, aku yakin bahwa ada sesuatu yang harus aku cek walaupun sudah biasa bagiku dan mungkin wanita lainnya jika terlambat 3 hari sampai 1 minggu datang bulan. Tapi hati kecil ini merasa bahwa aku harus segera cek, akhirnya kuputuskan untuk membeli testpack. Diawali bismillah, kulakukan pengecekkan dan air mata tiba-tiba jatuh melihat 2 garis merah yang menandakan aku positif hamil (tiba-tiba mellow). Masih ga yakin, aku cek 2x dengan testpack yg berbeda dan hasilnya sama. Dengan ga sabar, buru-buru aku telpon suami dan memintanya untuk cek segera ke RS.

Malam harinya sepulang kerja, kita berdua ke RS Hermina Jatinegara, penting buatku segera mengecek mengingat ini pertama kali bagiku sejak 2 tahun lebih pernikahan kami, dan selain itu kalau dokter bisa memastikan dengan alat USG atau metode lainnya bahwa aku memang sedang hamil, maka dengan segera aku bisa mengganti pola makan menjadi lebih benar (sebelumnya agak asal hehe) dan tentunya kandungan gizi makanan serta minuman akan segera aku perbaiki. 

Setelah di USG, Dr. Irsyad Bustaman SpOG menyatakan memang ada kantung kehamilan dalam rahimku yang berusia kurang lebih 4 minggu dan meminta untuk kembali ke RS 2 minggu mendatang untuk pengecekkan kembali. Beliau juga meminta untuk menjaga makanan, hindari makanan yang asam dan pedas.

Alhamdulillah ya Allah, perjalanan ini sungguh indah...

Moral of the story:
  • Buatku, jika menunggu adalah satu-satunya cara, maka ikhlaslah menunggu dan apabila terkadang hal-hal yang kita tunggu itu memaksa kita untuk melakukan satu dua tiga empat hal untuknya, maka ikhlaslah. 
  • Doa Mama, si penyambung dan perantara nyawa kita di Dunia adalah kekuatan yang Allah ciptakan di dunia untuk menjembatani keinginan kita pada-NYA. Maka, jangan abaikan saran Mama dan cintai Mama dalam setiap doa  "Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran

Minggu, 15 Oktober 2017

Menjalani Program Hamil (Promil)

Bagi setiap pasangan yang telah menikah tentu mendambakan kehadiran si buah hati, seperti juga dengan saya dan suami yang terus berdoa dan berupaya untuk segera mendapatkannya. Setelah kurang lebih setahun pertama menikah sekitar tahun 2015 dan belum juga ada tanda-tanda positif kehamilan, kami berinisiatif untuk mencoba program kehamilan dan mulai mencari referensi untuk program yang ingin kami jalani tersebut. Kebetulan waktu itu ada moment kami bertemu dengan kerabat yang juga pernah mengalami hal yang sama sekitar 2 tahun belum memperoleh momongan.

Berangkat dari pengalaman kerabat yang berhasil melakukan program hamil dan telah memiliki anak perempuan, kami mulai perjalanan program kehamilan ke tempat yang di referensikan.

Dr. Bob Ichsan Masri, SpOG
Alamat praktek: Komp. Harmoni Plaza B 30-31. Jl. Suryo Pranoto No. 2, Jakarta Pusat
Telp: 021 6316043, 021 6330938

Review:
  • Jadi si dokter ini buka tempat praktek sendiri, berhubung lokasi sama tempat tinggal cukup jauh jadi kita book via telp terlebih dahulu. Yang bikin shock adalah pas kita telp sekitar pukul 9 pagi kebetulan hari Sabtu pas kita berdua libur kerja, antriannya udah ke 30 orang something gitu. Karena niat sudah bulat demi mendapatkan momongan, kita berdua tetep book dan waktu itu sebenernya udah overbooking, tapi saya berusaha merayu dan akhirnya dapat nomor antrian. Jadi, karena pasiennya banyak, dibatasi per hari menerima pasien sekitar 30an orang gitu. So, better book di hari sebelumnya untuk antisipasi hal ini apalagi kalo kita mau dateng di hari Sabtu.
  • Sampe daerah harmoni kita agak bingung sama lokasinya tepatnya dimana, pake Google Map juga kebingungan dan sebelum akhirnya nanya kita sempet juga muter-muter daerah situ, dan herannya ada beberapa orang yang kita tanyain pada ga tau gitu. Dan ternyata lokasinya itu tu di dalam komplek yang ada gedung Bank UOBnya gitu deket sama lampu merah. Masuk aja ke dalam lewat depan dan tanya petugas parkirnya, nanti langsung diarahkan ke lokasi prakteknya si dokter.
  • Sebelum dateng kesini sebetulnya sempet googling juga soal penampakan tempatnya supaya kita berdua tau seperti apa, nah pas pertama dateng kesan pertama yang kita peroleh itu ya si tempat prakteknya gabung sama ruko-ruko yang mungkin kanan kirinya itu ruko untuk usaha, jualan, atau semacemnya. Jujur sempet ga yakin gitu, tapi karena review dari kerabat dan hasil penelusuran google cukup bagus, kita tetep maju 
  • Pas registrasi awal di lantai 1, petugasnya langsung tanya data diri dan kita dikasih paspor Ibu yang isinya semacem buat tulisan dokternya memantau perkembangan kita setiap kali kontrol atau program. Biaya paspor Ibu sekitar 20ribu kalo ga salah inget. Abis itu kita diminta nunggu di lantai 2, dan pas ke lantai dua surprise juga sih ternyata penuh banget sama Ibu-Ibu hamil atau yang baru mau program hamil kaya kita, karena ternyata si dokter ini juga melayani pemeriksaan rutin untuk Ibu Hamil, USG 3-4D dengan biaya yang katanya jauh lebih murah dari tempat lain (makanya antri ya hehe).
  • Dari awal feeling udah agak ga enak soal waktu, mengingat kita antriannya 30an dan waktu itu dateng jam 11 siang baru antrian belasan gitu, huhuhu.. Akhirnya sambil membunuh waktu kita sempetin untuk makan siang, sholat dan jalan-jalan di sekitar harmoni, kebetulan ada carrefour kan yang bisa ditempuh sambil jalan kaki hehe..
  • Sampe tempat praktek jam 5an setelah jalan-jalan, ternyata antrian masih di dua puluhan dan intinya waktu itu kita baru dipegang sekitar pukul 10 malam dan sebelumnya saya juga diminta sama bidan untuk nimbang dan cek tensi darah. Selain itu juga sama bidan diminta untuk nahan pipis supaya rahim terdorong oleh kandung kemih yg penuh sehingga keluar dari rongga panggul jadi jelas saat di USG. Jadi kebayang dong saya nahan pipis tapi belum dipanggil2 untuk masuk ruang dokter, alhasil saya buang air kecil trus minum banyak lagi supaya kandung kemihnya tetep penuh saat di periksa nanti.
  • Akhirnya saat yang ditunggu tiba, masuk ruang dokter dan ketemu dokter Bob ini cukup unik hehe. Kenapa unik, karena si dokter ini gaya bicaranya kekinian banget, jadi kaya ngomong sama temen gitu dan sometimes pakai bahasa yang gak pakai tedeng aling-aling hehe contohnya pas beliau jelasin cara cebok (*maaf) yang benar yang sering diabaikan oleh perempuan. Yang pasti setiap dokter punya gaya penyampaian masing-masing yang tentunya masuk atau engganya sama pasien tergantung pasiennya itu sendiri ya, so far saya ga masalah dengan hal ini, toh tujuan setiap dokter kan mulia ya untuk pasien-pasiennya
  • Sambil di USG di bagian perut saya, ditanya berapa lama menikah dan pas tau sudah 1 tahun lebih (waktu itu saya program tahun 2015 akhir), beliau bilang baru 1 tahunan kok sudah program hamil, mungkin karena kebanyakan pasien yang datang itu 4 tahun keatas belum juga memiliki momongan kali ya 😄 Beliau bilang hasil USG saya bagus, rahim juga bagus tidak ada masalah yang berarti, trus beliau menjelaskan bahwa melakukan hubungan suami istri harus dengan kualitas yang baik, lebih baik tidak dalam keadaan lelah, trus juga dokter memberikan tanggal yang baik untuk melakukannya dihitung dari tanggal hadi terakhir. Oiya beliau juga sangat menyarankan untuk tidak stres baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi, bayangkan bahwa kita sebentar lagi akan dianugerahkan seorang anak dan kita sedang dalam proses menujunya, maka dokter Bob menekankan untuk menghindari beban stress yang tentu akan memberikan dampak negatif pada ikhtiar yang sedang dijalankan.
  • Banyak hal yang beliau ceritakan kepada kami, misalnya beliau sangat pro dengan kelahiran normal, dan bayi harus dilahirkan pada 9 bulan lebih 10 hari kalau tidak salah, apabila tidak mengalami kontraksi, maka harus segera diinduksi. Beliau mengaitkan dengan pandangan Islam mengenai hal ini dan mengaitkan juga dengan psikologis bayi nantinya pada saat sudah lahir. Menurut beliau, supaya sang bayi nantinya patuh dan nurut pada orang tua. Bahasa mudahnya, supaya anak nantinya tidak suka melawan orang tua karena terlalu dituruti keinginannya (maksudnya pas 9 bulan 10 hari belum ada tanda2 kontraksi lahir, maka bayi tersebut seperti masih nyaman dalam kandungan Ibu, maka sebagai orang tua kita harus mengajarkan pada bayi bahwa dia sudah saatnya lahir). Kurang lebih seperti itu yang dijelaskan.
  • Kurang lebih 15 menit konsultasi, kami diminta untuk menunggu resep obat yang akan diberikan oleh bidan di luar ruang dokter. Waktu itu saya diberikan obat penyubur tapi lupa nama obatnya dan diberikan kapsul lunak yang dimasukkan ke dalam vagina setiap hari. Kami diminta datang lagi 12 hari setelah hari pertama haid untuk mengecek kondisi dan kualitas sel telur.
  • Biaya konsultasi dan obat plus hasil print USG sebesar 620ribu rupiah, dan termasuk terjangkau menurut saya. Dan yang pasti mengenai biaya pasti berbeda-beda setiap pasien disesuaikan dengan case dan kondisi dari pasien itu sendiri. Saya datang sekitar 3 kali ke dokter Bob dengan biaya kedua dan ketiga sekitar 500ribuan (lebih murah dari pertama kali datang).
  • Demikian cerita saya yang terjadi di tahun 2015 dan baru bisa saya tulis hehe.. Oiya saya juga banyak berbincang dengan para pasien yang juga melakukan program hamil disana di ruang tunggu, kebanyakan dari mereka belum dikaruniai anak selama 4 tahun, 7 tahun, bahkan ada yang 10 tahun. Selain itu dari daerah yang berbeda-beda bahkan dari luar Jakarta. Semangat para pasangan suami istri yang ingin mendapatkan momongan ini membuat saya sedikit merenung untuk tidak mengeluh menunggu berjam-jam antrian untuk kontrol demi melewati sebuah ikhtiar dan proses dari tujuan yang sama dengan mereka, yaitu buah hati :)
  • Jadi kesimpulannya, semangat untuk berjuang memperoleh apa yang kita inginkan tetap harus dijaga dan saya mempercayai bahwa Allah SWT selalu memberikan hasil dari proses yang telah kita lalui, apapun hasilnya tentu dia memiliki pertimbangan serta tentu itu yang terbaik bagi kita. So, tetap semangat berjuang untuk calon Ibu yang sampai saat ini mungkin belum diberikan momongan.
  • Oiya, saat saya menulis ini usia kehamilan saya menginjak 33 weeks dan banyak hal yang saya lewati sejak awal kehamilan anak pertama ini dan saya berniat untuk menuliskan pengalaman itu di kesempatan yang lain. Terima kasih kepada sang Maha Kasih Allah SWT atas jawaban dari segala doa dan ikhtiar yang kami panjatkan, serta orang-orang terkasih yang tak henti memberikan doanya terutama kedua orang tua kami :)